Chatper 505
Bab 505
Harvey menuruti permintaan Selena dengan cepat dan segera mencarikan makanan untuknya. Setelah meminum air hangat
dan makan sedikit dengan perlahan, rasa sakitnya mulai mereda.
Melihat bahwa Selena sudah merasa lebih baik, Harvey akhirnya berbicara, “Perutmu nggak enak? Ayo kita periksa saja,
kandunganmu masih belum sampai tiga bulan. Kamu boleh marah sama aku, tapi jangan sampai bahayain nyawa anak kita.”
Selena tidak menggubrisnya, tetapi kata–kata itu terdengar oleh Agatha yang datang dari belakang.
“Apa yang kalian lakuin di belakangku!” suara Agatha yang melengking terdengar di lorong itu.
Selena sudah merasa sangat lelah, dan ketika Agatha mengganggunya seperti ini, dia mengernyitkan keningnya dengan tidak
senang.
“Ini rumah sakit, kecilin suaramu.”
“Dasar murahan, berani–beraninya kamu godain suamiku! Awas saja, aku bakal membunuhmu.” 1
Agatha marah besar. Awalnya dia datang untuk menjenguk Arya, tetapi dia tidak menyangka akan mendengar berita
mengejutkan seperti ini.
Dia bangkit dengan tergesa–gesa, tetapi karena dia kehilangan keseimbangannya, badannya seketika terhuyung–huyung.
Melihat hal ini, Harvey segera menahannya agar tidak jatuh ke lantai. Kemudian, Agatha pun menjatuhkan dirinya dan menangis
di pelukan pria itu.
“Harvey, kamu waktu itu janji mau nikah sama aku, tapi kenapa kamu tega banget ngelakuin hal kayak gini?”
Suasana hari Selena yang awalnya sudah buruk, menjadi semakin memburuk. Dia sangat malas melihat drama yang terjadi di
antara kedua orang itu, sehingga dia pun memutuskan untuk bangkit dari duduknya dan pergi.
“Hei, jangan pergi! Kalau kamu berani godain suamiku, kamu harus berani menghadapiku!”
Selena tidak meliriknya sama sekali, langkah kakinya semakin cepat.
Harvey menghela napas dan berkata dengan suara pelan, “Sudah cukup, jangan ganggu lagi.”
Agatha sangat terkejut dengan seluruh sikap dingin Harvey kepadanya. Dia pun segera menyeka hidungnya dan menghentikan
tangisannya.
Wajahnya terlihat sangat memelas, “Hari ini, ‘kan, pesta pernikahan kita, tapi kamu malah pergi sama Selena di depan semua
tamu. Kamu anggap aku ini apa? Apa artinya keluarga Wilson buat kamu?”
+15 BONUS
“Semua kejadian ini sangat tiba–tiba.”
Harvey membantunya kembali duduk di kursi rodanya. “Ini semua juga gara–gara kalian berdua. Kalau kalian nggak bikin Ayah
emosi, dia nggak bakal jadi kayak gini. Akhirnya, kalian sendiri, ‘kan, yang bikin semuanya kacau. Coba saja kamu nggak
nyuruh orang ngirim undangan itu, pasti nggak bakal ada
masalah kayak gini.”
Agatha merasa sangat menyesal, “Aku benar–benar nggak tahu kalau Paman Arya juga ada di sana. Kalau aku tahu dia sudah
sadar, aku nggak bakal...”
Ketika menyebutkan nama Arya, seketika nada suara Agatha menjadi tegang. “Gimana keadaannya
sekarang?”
“Nggak terlalu bagus.”
Harvey langsung menjawab, “Ayah baru saja ngelewatin masa kritis, sekarang masih diobservasi di ICU.
Karena sebelumnya sudah pernah kena cedera otak dan sempat dioperasi, sekarang Ayah nggak boleh
di operasi lagi. Terus, ada kemungkinan Ayah nggak bakal bangun lagi kali ini.”
Jika Arya tidak bangun kali ini, dia tidak akan memiliki kesempatan untuk bangun lagi selamanya.
Agatha terkulai di kursi roda, wajahnya terlihat sangat kusut, “Kenapa semuanya jadi begini?”
Dia berkata sembari meneteskan air mata, “Kenapa Tuhan jahat banget sama aku?”
Agatha mengangkat tangannya dan menampar pipinya sendiri dengan keras, membuat Harvey memandangnya dengan tatapan
bingung, “Kamu ngapain?”
Dengan wajah penuh air mata, Agatha berkata, “Aku sudah membunuh ibuku sendiri, sekarang aku juga
membunuh ayahku. Harvey, aku nggak mau kayak gini, aku sama sekali nggak tahu kalau ayahku sudah
sadar.”
Ini adalah sesuatu yang tidak pernah Calvin ceritakan kepada Harvey ketika dia masih hidup, sehingga
saat ini Harvey benar–benar bingung.
“Apa maksudmu? Kenapa kamu bisa bunuh ayahmu sendiri?”
Di tengah tangisannya, Agatha berkata dengan suara lirih, “Selena nggak pernah ngasih tahu soal
keluarga kami? Aku sebenarnya putri dari keluarga Bennett, bukan keluarga Wilson.”