Chapter Bab 98
Bab 98 Kartu Undangan
Pak, aku masih mengecek insiden meninggalnya Delvin. Tapi, aku nggak sengaja menemukan jejak Keluarga Susanto dan Keluarga Mahasura di maiden peineostan Delvin dari kampus”
Terkait pemecatan Delvin, Ardika masih mengingatnya dengan jelas.
Pada saat itu. Delvin akan segera lulus dari 82
Tiba–tiba ada yang melaporkan bahwa Delvin menyontek tesis orang. Hal itu membuat Delvin dipecat dari kampus
Delvin sangat tertarik pada penelitian ilmiah. Kejadian itu memutuskan jalan Delvin dalam penelitian ilmiah, serta memberikan pukulan besar terhadapnya. Hal itu membuat Delvin putus asa untuk waktu yang lama.
Ardika tahu bahwa Delvin tidak akan melakukan hal seperti itu, pasti ada orang yang memfitnahnya. Jadi, Ardika ingin membantu Delvin untuk membersihkan namanya.
Namun, Delvin ingin merahasiakan hal itu dan menyuruh Ardika tidak perlu ikut campur. Setelah itu, Delvin pun keluar kota untuk berbisnis.
Jesika memberi tahu Ardika bahwa mahasiswi yang melaporkan kecurangan Delvin bernama
Arini Wenintia.
Selain itu, James Lumino, Herman Donkito, Jimmy Jekonia dan Yudis Leonardo juga ikut membuat kesaksian palsu.
Pada saat itu, mereka diperintah oleh Keluarga Mahasura.
Ardika langsung paham bahwa Delvin terlibat olehnya.
Delvin memiliki bakat yang tinggi, dia mungkin saja menjadi tangan kanan Ardika ke depannya.
Pada saat itu, Keluarga Mahasura sudah mulai menyerang Ardika, sehingga mereka langsung menghancurkan Delvin.
Delvin mungkin sudah tahu bahwa semua ini adalah perintah Keluarga Mahasura, tapi dia tidak mengerti niat Keluarga Mahasura. Demi tidak merusak hubungan Ardika dan Keluarga Mahasura, Delvin memutuskan untuk tidak memberi tahu Ardika.
“Pak, Arini adalah penanggung jawab sebuah perusahaan pendidikan. James, Herman dan yang lainnya juga direkrut oleh Budi ke Asosiasi Bahan Bangunan.”
“Budi sangat memercayai mereka. Mereka ditugasi sebagai sekretaris untuk mengawasi para
preman tersebut.”
Jesika juga memberikan informasi lain kepada Ardika.
+15 BONUS
“Mereka yang melakukan kejahatan waktu itu, mungkin sudah saatnya mendapatkan balasan, ‘ kan?” ucap Ardika dengan tatapan dingin.
Mereka sudah menghancurkan hidup Delvin.
Setelah itu, Delvin pergi berbisnis di luar dan mendirikan Grup Bintang Darma.
Itu merupakan hasil kerja keras Delvin sendiri.
Namun, hal itu tidak mengurangi kejahatan yang mereka lakukan.
“Kali ini, aku akan menghancurkan hidup mereka, supaya mereka tahu rasanya.”
Dengan ucapan seperti itu, Ardika sudah memutuskan nasib beberapa orang tersebut.
Setelah memutuskan panggilan telepon, Ardika turun dari mobil, kemudian berjalan ke bagian
proyek.
Ketika melihat Ardika, Luna segera memberi tahu kabar ini.
“Ardika, kamu sudah pulang, ya? Tina sudah membantuku menyelesaikan masalah. Kamu lihat orang–orang yang sedang bekerja di lokasi konstruksi nggak? Semua itu adalah anak buahnya
Romi, termasuk Romi juga.”
Luna sangat gembira.
Dengan adanya Romi dan anak buahnya di lokasi konstruksi, tidak ada preman lain yang berani
mengganggu mereka lagi.
“Baguslah kalau sudah selesai.”
Melihat istrinya yang senang, Ardika juga ikut senang. Ardika juga tidak menjelaskan bahwa
semua itu berkat dirinya.
Suasana hati Luna terus dalam kondisi baik sampai hari kedua.
Pagi harinya, ketika Luna ingin pergi ke lokasi konstruksi, Desi memberi tahu bahwa Tuan Besar
Basagita menyuruh mereka pulang untuk rapat keluarga.
Apa yang terjadi?
Mereka segera mengendarai mobil ke rumah Tuan Besar Basagita.
Di sisi lain, Tuan Besar Basagita sedang memegang satu kartu undangan dengan ekspresi kusam.
Kartu undangan itu dikirim oleh Asosiasi Bahan Bangunan. Keluarga Basagita diundang untuk menghadiri acara pembentukan kembali besok.
Ekspresi Yanto dan yang lainnya juga sangat serius.
“Ayah, semua orang bilang kalau Budi berhasil mengumpulkan semua preman selain Tuan Jinto dengan dukungan Keluarga Mahasura. Semua kepala preman itu juga menjadi direksi Asosiasi Bahan Bangunan yang baru. Mereka membawa anak buah untuk mengganggu lokasi konstruksi, kemudian memaksa pemilik proyek untuk membeli material mereka.”
“Dari awal sampai sekarang, Grup Sentosa Jaya nggak melakukan tindakan penanggulangan sama sekali. Para keluarga besar yang bekerja sama dengan Grup Sentosa Jaya sangat kecewa. Mereka pun memutuskan untuk bekerja sama dengan Keluarga Susanto.”
Mendengar cerita Yanto, Tuan Besar Basagita makin pusing.
“Jadi maksudmu, Romi yang datang mengganggu lokasi konstruksi kita juga disuruh oleh Asosiasi Bahan Bangunan?”