Chapter Bab 530
Bab 530
“Nyonya!” seru Nolan tak terima. “Bukannya gagal, tapi memang cuma ada satu
nama di hati Lian. Manal mungkin dia bisa melirik aku?”
Selena memikirkannya sejenak dan menyadari bahwa itu memang benar. Dulu,
ketika menyukal Harvey, banyak pria yang menyatakan cinta padanya, tetapi dia
tidak melirik satu pun dari mereka. Kini dia bahkan tidak ingat bagaimana rupa
orang-orang yang pernah menyatakan cinta padanya.
“Jangan menyerah, masih banyak ikan di laut.”
“Aku nggak mau cari lagi.”
“Dasar keras kepala.” Selena mengusap keningnya, sepertinya beberapa orang
jauh lebih keras kepala darinya.
“Nyonya, sepertinya bentar lagi hujan deras. Jangan keluar malam—malam. Hati—
hati kepeleset, jalanan di halaman licin.”
“Hm.
Selena kembali menyeruput kuah supnya. Bayi dalam kandungannya sangat
aktif sekarang. Rencananya, Selena ingin jalan—jalan di sekitar ruangan sebelum
tidur.
Hujan turun deras sepanjang malam, disertai gemuruh guntur yang
menggelegar. Hal ini membuat Selena tak bisa tidur nyenyak sepanjang malam.
Hujan tak kunjung berhenti hingga keesokan harinya. Selena duduk di dekat
jendela sambil membaca buku.
“Nyonya, saya datang!”
Suara nyaring Lian terdengar bahkan sebelum dia masuk. Wanita berlari
mendekat sambil membawa makanan ringan. Dia menyodorkannya ke tangan
Selena.
“Anda bilang lagi ngidam makan martabak, “kan? Nih, saya beliin.”
“Ya, sudah lama aku nggak makan ini, jadi rasanya pengin sekali.”
“Gimana perkembangan hubunganmu sama pujaan hatimu?” tanya Selena
sambil menggigit martabaknya.
Lian menjawab dengan ekspresi malu—-malu, “Dia menyatakan cinta ke saya
semalam. Lihat, gelang ini dari dia. Dia memesannya secara khusus untuk saya
dari luar negeri. Meskipun harganya nggak seberapa, usahanya benar-benar
patut diapresiasi. Ada simbol zodiak saya juga di dalamnya. Lucu,” kan?”
Melihat Lian yang memamerkan gelangnya, Selena pun menyadari bahwa dia
benar—benar jatuh cinta.
“Kamu boleh terima gelang itu, tapi hatimu juga harus dijaga. Ingat kata—kataku
sebelumnya.”
“Jangan khawatir Nyonya, saya ingat, kok. Dia tahu kondisi keluarga saya yang
sangat miskin, jadi apa yang dia mau dari saya? Dia sangat baik sama saya.”
Lian duduk di sebelahnya sambil terus membicarakan kebaikan Lewis. Selena
menghela napas. Perempuan yang sedang dimabuk cinta tak akan pernah
mendengar nasihat orang lain.
Lian menghabiskan sepanjang pagi hanya memandangi gelang itu, sesekali
menggoyangkan liontin kepala tikus pada gelang tersebut.
“Berhenti memandanginya, kamu sudah melakukan itu sepanjang pagi.”
Lian kembali menggoyangkan gelangnya di depan Selena. “Tapi ini benar—benar
cantik. Kepala tikusnya
terlihat nyata.”
Di sampingnya, Benita berkata sambil tertawa kecil, “Kamu sudah luluh cuma
karena dikasih satu gelang? Kamu nggak tahu gimana Tuan Harvey mengejar
Nyonya, benar-benar luar biasa.”
Lian menjadi antusias mendengarnya. “Gimana memangnya? Aku penasaran
sekali. Aku nggak pernah
nemu informasi soal kisah cinta mereka.”
“Dia ..."
Selena berdeham, sementara Benita segera tutup mulut. “Baiklah, aku mau
masak dulu.”
Lian juga tak ingin terus mengganggu Selena. Selena memegangi perutnya dan
berjalan mengitari ruangan sambil sesekali melihat ke luar. Hujan belum
menunjukkan tanda-tanda untuk berhenti.
Dia melirik Nolan yang tengah berdiri sendirian di teras. Pria itu sedang menatap
hujan dengan murung. Pada akhirnya, Nolan sudah salah menaruh rasa.
Hujan turun tanpa henti seharian. Suara gemuruh air laut terdengar seperti
geraman monster raksasa.
Selena merasa agak gelisah kala mendengar suara guntur di luar. Sepertinya
kedua bayi di perutnya juga ikut merasakan kegelisahan sang ibu, mereka tak
berhenti menendang di dalam.
“Dasar anak nakal. Kalau kalian nggak mau tidur, biar Ibu yang tidur. Selamat
malam. Sayang.”
Baru saja memejamkan mata, gemuruh suara guntur kembali terdengar dari luar.
Selena sontak membuka matanya lagi, jantungnya berdebar kencang tanpa
alasan.
Sebelumnya, dia juga merasakan perasaan yang sama sebelum terjadi hal
buruk. Selena mengusap dada, apa yang akan terjadi hari ini?
Kamar itu gelap gulita, sesekali kilat menyambar di luar, cahayanya bertahan
selama beberapa detik dan menghilang cepat.
Selena menyalakan lampu di nakas sebelah ranjang. Ketika melihat lengannya
sendiri, ternyata semua
20
115 BONUS
bulu kuduknya telah berdiri.
Firasat manusia seringkali membuat bulu kuduk berdiri sebelum bahaya datang.
Selena menelepon Nolan, “Nyonya, ada apa?”
“Nggak ada masalah “kan di luar?”
“Nyonya tenang saja. Ada yang siaga di ruang monitor selama 24 jam. Kalau ada
apa-apa, aku pasti
bakal langsung tahu.”
“Oke, terima kasih.”
Selena kembali mematikan lampu nakas, mungkin dia yang terlalu banyak
berpikir.
Visit Novelxo.org to read full content.
Saat ini, Lian yang masih dimabuk
asmara di kamar sebelah sedang
meringkuk di bawah selimut, dia
tengah berkirim pesan dengan Lewis.
The content is on Novelxo.org!
Read the latest chapter there!
Visit Novelxo.org to read full content.
Lewis tiba—tiba mengirimkan lokasi
yang sama dengannya. Lian pikir
teknisi IP mereka telah memodifikasi
hal ini. Jadi, meski dia membuka
kiriman tersebut, alamat Lewis yang
sebenarnya tidak The content is on
Novelxo.org! Read the latest
chapter there!
akan terungkap.
Berniat menggoda Lewis, dia pun membagikan lokasinya juga.
Dua avatar tiba—tiba muncul berdekatan.
Lian sontak kaget. Bagaimana bisa?
Apa ada kesalahan teknis?
Avatar Lewis mendekatinya dengan sangat cepat. Jantung Lian berdebar hebat
saat melihat avatar mereka akan tumpang tindih.
Pasti ada yang salah, kenapa Lewis ada di sini?
Jelas—jelas barusan dia bilang sedang membaca dokumen di rumah, pasti ada
masalah teknis di pihak
Lian.
Visit Novelxo.org to read full content.
Ketika memikirkan ini, tiba—tiba kilat
menyambar di langit. Di tengah suara
gemuruh guntur, dia tiba—tiba
melihat sesosok tubuh berdiri di luar
balkon! The content is on
Novelxo.org! Read the latest
chapter there!