Chapter 491
Bab 491
Harvey juga meredakan emosinya, “Adikku bukan pelakunya?”
Kalau memang itu yang terjadi, akankah penghalang antara dirinya dan Selena akan sedikit berkurang?
“Aku nggak bilang kayak gitu, ya. Beberapa hari yang lalu, aku coba tanya kepada
ayahku dengan hati–hati. Ternyata, Kezia itu nggak sesederhana yang kita
bayangkan.”
Selena dengan sabar menjelaskan detail kronologi kejadiannya. Mendengar cerita
itu, Harvey mengernyitkan keningnya, mencoba mengingat kembali hal–hal yang
mencurigakan pada malam itu.
Waktu itu, dia sebenarnya berencana untuk bertemu dengan Johan dan teman- temannya, tetapi Johan memiliki urusan
mendadak yang membuatnya tidak bisa datang. Sebagai gantinya, dia bertemu dengan beberapa anak dari lingkaran sosial.
kaya di tempat itu.
Namun, dia tidak menyukai suasana di sana, jadi dia mencari–cari alasan untuk pergi. Ketika meninggalkan tempat itu, dia
merasa tubuhnya panas. Barulah saat itu. dia menyadari bahwa dia sudah diberi obat.
Setelah kejadian itu, dia memerintahkan Chandra untuk menyelidiki. Namun, karena banyaknya orang di tempat tersebut pada
malam itu, penyelidikan mereka
tidak membuahkan hasil, dan akhirnya kasus itu tidak pernah terungkap.
Harvey tidak pernah menyangka bahwa kejadian itu ternyata ada kaitannya dengan
Kezia.
“Iya, sebenarnya dari awal Kezia mengincarmu. Pas kamu sudah pergi, aku nggak tahu dia berhubungan sama siapa sampai
hamil. Terus, waktu ayahku nemuin dia
dan tahu kalau dia lagi hamil, Kezia langsung mengancam bakal ngegugurin
janinnya dan mulai hidup baru sama ayahku. Tapi, nggak tahu kenapa, dia terus nunda sampai anaknya berusia tiga bulan.
Menurutku, dia mau pertahanin anak itu buat negosiasi sama ayahku.”
“Selama ini, kita selalu ngerasa kasihan sama Kezia dan nganggep dia sebagai
korban. Tapi, kita lupa sama sifatnya yang penuh ambisi dan nggak mau kalah itu, Aku mau coba selidiki lebih lanjut tentang ini.”
“Adikmu pasti tahu beberapa hal.”
Selena memperingatankan, “Aku ngasih tahu ini bukan buat nyelametin adikmu
dari tuduhan, ya. Aku cuma mau cari tahu kebenarannya aja.”
“Aku tahu, Seli.”
“Oke, aku sudah ngomongin semuanya, aku pergi dulu.”
Harvey meraih tangannya, “Seli, aku sudah siapin acara ini dari lama banget,”
Dia ingin meminta Selena untuk tetap tinggal, tetapi wanita itu hanya menatapnya
dingin dan berkata, “Harvey, aku nggak tertarik main keluarga–keluargaan sama
kamu. Misi, aku mau ganti baju dulu.”
Dia menggenggam bagian bawah gaunnya dan berjalan keluar dengan langkah yang
mantap.
Di luar pintu, Olga sudah menunggu. Melihat mata Selena yang sedikit memerah, dial bisa menebak bahwa Selena pasti telah
mengatakan sesuatu kepada Harvey. Dengan harga dirinya yang tinggi, Selena tidak akan mungkin bersedia untuk mengikuti
upacara pernikahan ini dengan Harvey.
“Selena, aku datang ke sini bukan buat ngasih kamu nasihat, aku cuma mau ngajak.
kamu foto–foto.”
Selena terkejut sejenak, sementara itu Olga tersenyum sambil menambahkan,” Kamu kelihatan cantik banget waktu pake gaun
pernikahan. Aku jadi pengen punyal
banyak foto buat kenang–kenangan.”
“Oke.”
Olga khawatir jika suatu hari nanti, Selena akan benar–benar jatuh sakit dan meninggalkan dunia ini. Dia belum pernah benar–
benar mengadakan upacara pernikahan sebelumnya. Terakhir kali, dia mengenakan gaun pernikahan hanya
untuk sesi foto saja.
Pada hari itu, selain staf, hanya Harvey dan Selena yang bisa hadir. Olga tidak ikut..
Dia ingin mengabadikan setiap momen indah Selena, sehingga jika memang wanita.
itu harus meninggalkan dunia ini, dia tidak akan kehilangan satu pun kenangan.
bersamanya.
Karena permintaan Olga ini, Selena memutuskan untuk tidak melepas gaun.
pernikahaanya.
“Tunggu sebentar.”
Harvey berjalan mendekat sembari menggenggam sebuah tudung. Dengan sedikit
menunduk, dia membantu memasangkannya kepada Selena.
Simon menekan tombol kamera dengan cepat, sehingga Olga dan Selena bisa
mengambil banyak foto.
Melihat itu, Yosef tersenyum lembut dan berkata, “Mumpung kita semua sudah berkumpul, seharusnya nggak masalah, ‘kan,
kalo mau ambil foto bersama?”
Selena tidak bisa menolak permintaan itu, jadi dia setuju untuk mengambil foto.
bersama–sama.
Johan menarik Harvey untuk berdiri di samping Selena, sementara Yosef terus
mengarahkan posisi semua orang.
“Oke, ya, begitu. Nona Selena, tersenyum, ya. Aku akan hitung sampai tiga.”
Selena merasa sangat canggung, tetapi dia tidak bisa menolak permintaan semua orang, jadi mereka terus–menerus
mengambil foto.
Pernikahan ini seolah–olah sudah diatur dengan baik, tetapi sayangnya tidak
berjalan sesuai rencana. Meskipun begitu, Selena merasa seperti sudah melewati sebagian besar prosesnya
Mereka menghabiskan hari itu bersama teman–teman dan baru meninggalkan
tempat setelah langit mulai gelap.
Harvey menawarkan, “Nanti aku minta seseorang buat nganter kamu pulang, ya?”
“Kamu mau ketemu sama Lanny?”
“Iya.”
“Oke, aku ikut. Aku juga punya pertanyaan untuknya.”